Minggu, 12 Desember 2010

Hantu Itu Bernama Masa Depan

Meskipun bukan peradaban itu sendiri, namun sejarah telah mencatat, mimpi adalah bagian dari peradaban manusia. Dengan mimpi peradaban bergerak maju. Dan oleh karena kesaktian mimpi pula, sesuatu  yang tadinya muskyil menjadi mungkin. The Alkemis dan The Secret adalah best seller, adalah buku yang dengan sukses meyakinkan kita bahwa alam semesta akan bahu-membahu membantu bagi siapapun yang punya mimpi.
 
Seperti mimpi, cinta juga adalah bagian dari peradaban manusia. Namun cinta bukanlah mimpi, tapi dengan punya cinta kita jadi punya mimpi. Mimpi mengandung cinta, karena cinta akan sesuatu maka manusia bermimpi mewujudkan cinta tersebut. Mimpi juga mengandung harapan, oleh karena itu manusia bergerak, dinamis, dan oleh karena itu hidup.

Tapi karena dia hidup itulah, selain mengandung cinta dan harapan, mimpi juga berarti rasa muak dan keputusasaan. Karena muak terhadap kekiniannya, maka manusia memimpikan sesuatu yang jauh, yang berjarak dan berlainan. Rasa muak terhadap masa kini itulah yang melahirkan mimpi terhadap masa depan.

Mimpi melahirkan bahagia karena mimpi mengandung cinta dan harapan, sesuatu daya positif. Mimpi mengandung suka-cita karena mimpi mengundang masa depan untuk hadir pada masa kini. Tapi dengan mimpi pula manusia menciptakan jarak terhadap masa kininya. Dengan mimpi manusia muak dengan dirinya sendiri karena telah memimpikan sesuatu diluar dirinya.

Meskipun bukan peradaban itu sendiri, namun sejarah telah mencatat, mimpi adalah bagian dari peradaban kita. Dengan mimpi manusia bergerak maju. Namun dengan mimpi pula, manusia terasing dari masa kininya. Dengan mimpi manusia menyulap yang imajinatif jadi nyata, namun manusia juga tahu mimpi dan kenyataan punya jarak, dan jarak itu sama dengan peluh, darah dan keringat. Mimpi punya daya yang ganjil, kadang ia jadi orkestra merdu, kadang juga ia muncul sebagai moncong meriam yang siap melulantakkan masa kini kita.
 (Nasrul Sani M Toaha)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar